SOKOGURU - Amerika Serikat (AS) telah melancarkan serangan udara ke tiga lokasi nuklir di Iran, Natanz, Isfahan, dan Fordow, pada Minggu (22/6).
Peristiwa ini langsung memicu perhatian dunia, tanggapan dari berbagai pemimpin dunia pun muncul secara bertahap.
Presiden AS, Donald Trump mengatakan, keberhasilan operasi militer itu yang disebutnya sebagai momen penting AS, Israel, dan dunia.
"Ini adalah momen bersejarah bagi AS, Israel, dan dunia. Iran sekarang harus setuju untuk mengakhiri perang ini," ujar Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social, dikutip Senin (23/6).
Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan yang sudah berlangsung lama di negara Timur Tengah.
Reaksi Dunia Atas Serangan AS pada Iran
Serangan AS kepada Iran langsung menuai beragam tanggapan dari aktor-aktor kunci di panggung internasional, yang dirangkum sebagai berikut;
1. Israel Menyambut Baik Keputusan AS
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memuji langkah AS. Ia menegaskan, jika keputusan berani Trump akan mengubah sejarah.
Netanyahu juga mengatakan, filosofi perdamaian melalui kekuatan, yang sering ia diskusikan dengan Trump.
"Presiden Trump dan saya sering mengatakan 'Perdamaian melalui kekuatan'. Pertama datang kekuatan, kemudian datang perdamaian. Dan malam ini, Donald Trump dan AS bertindak dengan sangat kuat," ujar Netanyahu.
Dukungan penuh Israel ini menunjukkan keselarasan kepentingan strategis antara kedua negara dalam menghadapi Iran.
2. PBB Khawatir Terkait Eskalasi Konflik
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, keprihatinan serius usai terjadinya peristiwa serangan AS terhadap Iran.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres turut memperingatkan, jika serangan AS ini adalah eskalasi yang berbahaya di wilayah yang sudah tidak stabil, menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan global.
"Ada risiko yang semakin besar jika konflik ini dapat dengan cepat lepas kendali, dengan konsekuensi yang sangat buruk bagi warga sipil, kawasan, dan dunia," ujar Guterres, seperti dilansir dari Reuters.
Guterres juga menyerukan pendekatan diplomatik sebagai satu-satunya jalan kedepan untuk melakukan perdamaian.
"Pada saat yang berbahaya ini, sangat penting untuk menghindari kekacauan yang terus berlanjut. Tidak ada solusi militer. Satu-satunya jalan ke depan adalah diplomasi. Satu-satunya harapan adalah perdamaian," katanya.
3. Venezuela dan Kuba Mengecam
Sejumlah negara mengutuk keras tindakan AS, yang dinilainya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil mengatakan, Venezuela mengecam agresi militer AS terhadap Iran, dan menuntut penghentian permusuhan segera.
"Republik Bolivarian Venezuela dengan tegas, dan tegas mengutuk pengeboman yang dilakukan militer AS, atas permintaan Negara Israel, terhadap fasilitas nuklir di Republik Islam Iran, termasuk kompleks Fordow, Natanz, dan Isfahan," ujar Gil.
Senada dengan Venezuela, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel juga turut mengutuk keras serangan AS terhadap Iran.
"Kami mengutuk keras pengeboman AS terhadap fasilitas nuklir Iran, yang merupakan eskalasi berbahaya dari konflik di Timur Tengah," ujar Miguel Diaz-Canel, dalam platform X.
Agresi tersebut secara serius melanggar Piagam PBB, dan hukum internasional serta menjerumuskan umat manusia ke dalam krisis dengan konsekuensi yang tidak dapat diubah.
Baca Juga:
4. Meksiko Serukan Dialog
Kementerian Luar Negeri Meksiko menyerukan dialog diplomatik. Meksiko mendesak adanya dialog diplomatik demi perdamaian antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Timur Tengah.
Meksiko juga menegaskan, komitmennya terhadap prinsip-prinsip konstitusional kebijakan luar negeri yang pasifis.
"Menyerukan peredaan ketegangan di kawasan tersebut. Pemulihan koeksistensi damai di antara negara-negara di kawasan tersebut merupakan prioritas tertinggi," demikian pernyataannya.
5. Hamas dan Houthi Yaman
Kelompok-kelompok perlawanan di Timur Tengah secara tegas mengutuk serangan AS, dan menyatakan solidaritas mereka terhadap Iran.
Hamas menganggap agresi AS ini menguntungkan Israel, dengan gerakan perlawanan Islam mengutuk keras agresi Amerika yang terang-terangan.
"Agresi brutal ini merupakan eskalasi yang berbahaya, pengejaran buta terhadap agenda pendudukan Zionis yang nakal," demikian pernyataan Hamas.
Hamas melihatnya sebagai contoh mencolok dari kebijakan memaksakan hegemoni melalui logika kekerasan, agresi yang berdasarkan hukum rimba.
"Kami menegaskan solidaritas kami dengan saudara-saudara kami di Republik Islam, baik pemimpin maupun rakyat, dan keyakinan penuh kami pada kemampuan Iran untuk mempertahankan kedaulatannya, dan kepentingan rakyatnya, serta untuk menghadapi agresi ini," tegas Hamas.
Senada dengan hal itu, kelompok Houthi Yaman langsung mengancam Amerika Serikat usai terjadi peristiwa pengeboman terhadap Iran.
"Washington harus menanggung akibatnya," ujar Anggota Biro Politik Houthi, Hezam al-Assad.(*)